Sabtu, 21 Maret 2009

TAKDIR VERSUS KEHENDAK BEBAS

Albert Einstein suatu ketika pernah berkata, "Saya percaya kepada Tuhan yang telah menciptakan Alam Semesta dan menentukan hukum-hukum yang mengatur perputarannya, tapi saya tidak percaya bahwa Tuhan turut campur mengurusi kehidupan dan nasib seseorang".

Pendapat Einstein tsb mewakili mereka yang meyakini konsep "SELF DETERMINATION" yang dimiliki manusia. Berdasarkan konsep ini, Tuhan sebatas menciptakan "aturan main" bagi manusia dan membiarkan manusia dengan segala potensi mereka bermain berdasarkan "aturan main" tsb. Jika ada yg melanggar "aturan main", maka dia akan "dihukum sendiri" oleh pemain lain berdasarkan "aturan main", bukan secara langsung oleh Tuhan. "Aturan main" itu adalah Hukum Alam dan Hukum Kausalitas sementara "pemain lain" adalah segala isi alam semesta termasuk manusia.

Contohnya begini: Tuhan menetapkan hukum gravitasi. Jika ada manusia yang mencoba melawan hukum tsb, misalnya dgn menjatuhkan diri dari gedung bertingkat, maka dia akan dihukum pemain lain, yakni bumi, udara, dan unsur2 lain yg terlibat dalam realisasi hukum gravitasi, berdasarkan hukum gravitasi itu sendiri = "Setiap benda akan ditarik ke permukaan bumi dengan kecepatan yg sebanding dgn massa yg dimiliki benda tsb dikurangi hambatan udara." Dan BUM! orang yg melawan hukum gravitasi itupun terhempas ke bumi dan mati. Jadi BUKAN TUHAN yg mematikan si orang malang tsb, tapi bumi berdasarkan hukum gravitasi.

Paham ini kemudian berkembang jauh hingga merambah pembahasan tentang azab dan ganjaran yg diterima manusia setelah kematiannya. Bagi penganut paham SELF DETERMINATION yang percaya kehidupan sesudah mati, ada hukum yg mengatur ruh sama seperti hukum fisika yang mengatur alam semesta. Azab akan diterima ruh karena perbuatan jahat pada dasarnya bertentangan dgn hukum ruhawi sama seperti menjatuhkan diri dari gedung bertingkat berarti menantang hukum gravitasi. Perbuatan baik adalah sesuai dgn hukum ruhawi sehingga mendatangkan ganjaran kesenangan, sama seperti kalau makan orang akan jadi kenyang.

Konsep "SELF DETERMINATION" sangat bertolak belakang dgn konsep "PREDESTINATION". Berdasarkan konsep ini, segala sesuatu yang menimpa manusia sampai hal-hal yg sekecil-kecilnya semuanya telah ditentukan oleh Tuhan bahkan sebelum kelahirannya. Manusia adalah boneka yang sekedar menjalankan apa2 yg telah digariskan oleh Sang Dalang, yakni Tuhan yang Maha Kuasa. Kehidupan bak satu jalan tunggal tanpa percabangan yang awal dan akhirnya serta segala hal yg ditemui di sepanjang jalan telah ada sebelum jalan tersebut dilalui.

Konsep PREDESTINATION meniadakan peran FREE WILL, kehendak bebas, dari manusia. Hal ini agak kontradiktif mengingat penganut paham PREDESTINATION umumnya adalah penganut agama yang mempercayai adanya pahala dan dosa serta neraka dan sorga sebagai bentuk pertanggung-jawaban manusia terhadap perbuatan mereka di dunia. Kontradiktif karena tanpa adanya FREE WILL maka manusia tidak bisa dikatakan bertanggung-jawab atas perbuatan mereka, manusia berbuat atau tidak berbuat adalah karena telah digariskan oleh nasib mereka, bukan karena mereka secara sadar memutuskannya.

Sebagai reaksi atas paham SELF DETERMINATION dan PREDESTINATION, lahirlah sejumlah paham lain, di antaranya adalah bahwa nasib manusia memang telah ditentukan, namun manusia dapat berupaya mengubahnya, dan atas ijin Tuhan maka upaya tersebut bisa berhasil, bisa pula tidak. Upaya manusia dikendalikan oleh FREE WILL yang mereka miliki, jadi atas upaya tsb lah dosa dan pahala ditetapkan oleh Tuhan, bukan atas hasil yg didapat dari upaya karena hasil merupakan kehendak Tuhan sendiri. Sebagai contoh: Seorang pembunuh berdosa bukan karena dia telah menyebabkan kematian orang lain tetapi karena KEPUTUSAN yang telah diambil dan diupayakannya. Kematian korban sendiri adalah kehendak Tuhan, tetapi keputusan dan upaya membunuh merupakan kehendak dari si pembunuh sendiri.

Paham di atas pun bukannya bebas dari pertanyaan, salah satunya adalah MENGAPA TUHAN MEMBIARKAN SESEORANG MEMUTUSKAN DAN MELAKUKAN NIAT JAHATNYA SEMENTARA UNTUK ORANG LAIN HAL ITU TIDAK DIBIARKAN TUHAN? Dalam dunia hukum dikenal istilah GUILTY OF IGNORANCE, seseorang bersalah karena membiarkan terjadinya suatu kejahatan padahal dia mengetahui dan mampu mencegah terjadinya kejahatan tersebut. Jika saya memegang senjata, berbadan kuat, dan terlatih berkelahi lalu suatu ketika saya memergoki seorang pencuri yg tidak bersenjata dan berbadan kecil mencuri TV tetangga tapi saya diam saja, maka pengadilan akan menjatuhkan hukuman kepada saya karena GUILTY OF IGNORANCE.

Lalu ada paham yang menyatakan bahwa Tuhan telah menetapkan satu SYSTEM OF DESTINATION, suatu sistem nasib, untuk semua manusia. Bayangkan Anda berjalan di suatu jalan yang penuh percabangan, dan di setiap cabang juga penuh percabangan yang di setiap cabangnya lagi2 dipenuhi percabangan, begitu seterusnya. Dari salah satu ujung cabang, seorang manusia dilahirkan untuk kemudian menempuh perjalanan sesuai kehendak dia sendiri. Dia bebas memilih cabang, dan untuk setiap pilihan ada banyak konsekwensi yang harus dia pilih sendiri. Konsekwensi adalah percabangan dari suatu cabang jalan yang dipilih. Begitu seterusnya sehingga manusia sampai pada salah satu ujung lain dari sistem nasib dimana dia menemui ajalnya. Atas setiap pilihan tersebutlah manusia akan dinilai pahala dan dosanya. Peran Tuhan adalah menjaga integritas sistem ini, jangan sampai satu cabang memiliki cabang yang tidak kongruen, misalnya ketika seorang manusia memilih cabang "bunuh diri dengan menjatuhkan diri dari gedung tingkat 20", jangan sampai diujung cabang tersebut ada salah satu cabang "mendarat dengan sehat walafiat dan bahagia".

Paham SYSTEM OF DESTINATION dalam satu sisi mengakui FREE WILL manusia namun di sisi lain juga mengakui adanya NASIB yang ditentukan terlebih dahulu oleh Tuhan. Hanya saja nasib tersebut bak percabangan jalan yg di setiap cabangnya juga memiliki percabangan.

Nah teman-teman, berdasarkan keyakinan agama yg teman-teman miliki, yg manakah dari paham ttg nasib tersebut yang kalian anggap paling benar?

2 komentar:

Off Bikers Club (OBC) Banjarbaru mengatakan...

Anda melupakan satu kemungkinan lain: BAHWA TAKDIR itu tidak ada, yang berarti segala sesuatu di alam semesta ini semata-mata merupakan hasil sebab akibat dan hukum alam.

ratusholawat.blogspot.com mengatakan...

Mari kita sederhanakan..
Takdir (destiny) adalah Kuasa Tuhan
Dan manusia wajib ber-ikhtiyar/kasb (usaha)

Maka sebagai manusia,
Yakini Takdir ada sebagai hak preogratif Tuhan, kuasa Absolut tak terbantahkan.
Karena Tuhan mengatur Manusia, bukan diatur oleh Manusia.

Dan jalani saja Hidup ini dengan mematuhi Perintah (wajib berusaha)

Urusan hasil, Urusan Nanti, Tuhan Maha Adil..
Tuhan Tak Mungkin keliru